MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MENGETAHUI DAN
MEMPERTAHANKAN KEBUDAYAAN ISLAM

DOSEN PENGAJAR:
INDAH
ROHMATUZ ZAHRO, SPd. I., M. Pd. I.
DISUSUN OLEH:
Irvan Septianto Putra (S1 Teknik Mesin 2017)
171910101093
Ahmad Sudrajat (S1 Teknik Elektro 2018)
181910201086
Syamsara Tafifa Arifina Hafsah (S1 Teknik Elektro 2018)
181910201056
UNIVERSITAS JEMBER
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengetahui dan
Mempertahankan Kebudayaan Islam”. Makalah ini kami buat
dengan tujuan untuk memberi wawasan kepada kita tentang kebudayaan islam pada
zaman nabi Muhammad SAW dan zaman sekarang.
Dengan adanya makalah ini diharapkan
kedepannya budaya berpakaian yang benar tidak luntur begitu saja.
Penulis juga menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang dibuat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami dan dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya.
DAFTAR
ISI
|
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman yang sekarang ini perkembangan semakin pesat.
Banyak budaya dari negeri kita yang mulai luntur. Dulu negeri kita terkenal dengan budaya luhur yang sangat kental. Sekarang
budaya tersebut sudah mulai luntur akibat banyaknya budaya luar yang masuk ke
negeri kita. Kita bisa mengambil contoh dari cara kita berpakaian, kita dapat
melihat baik laki-laki maupun
perempuan sekarang banyak yang mengumbar aurat. Ini bisa menjadi adat baru apabila
kita biarkan.
Nabi Muhammad SAW sendiri
memerintahkan umatnya untuk berpakaian yang benar dengan menutup aurat, baik
perempuan maupun laki-laki. Perkembangan zaman yang semakin pesat ini membuat
masyarakat mudah terpengaruh dengan budaya-budaya yang tidak seharusnya ditiru.
Sebagai umat islam yang taat akan aturan agama, kita
wajib meluruskan hal-hal seperti itu. Kita harus menegakkan kembali apa yang
sudah di ajar kan oleh nabi kita.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi kebudayaan Islam?
2.
Jelaskan sejarah intelektual Islam?
3. Apa
saja nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia?
4. Mengapa
masjid sebagai pusat peradaban Islam?
1.3 Tujuan
Agar kita sebagai umat muslim dapat
mengetahui makna kebudayaan islam,
mendalami tentang sejarah islam, mempelajari nilai-nilai
agama islam, dan tidak terjerumus
kedalam budaya asing yang mengarahkan kita ke
arah yang tidak benar.
1.4 Manfaat
Manfaat
dari disusunnya makalah ini adalah agar penulis dan para pembaca dapat
mengetahui dan mempelajari tentang kebudayaan islam.
Sehingga pembaca dapat mempertahankan kebudayaan islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kebudayaan Islam
Kebudayaan atau budaya berasal dari bahasa Sanskerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi dapat diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Kebudayaan juga
memiliki arti yaitu upaya yang dilakukan umat manusia untuk menghasilkan dan
mengembangkan sesuatu, baik yang sudah ada maupun yang belum ada agar
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Kebudayaan islam adalah kebudayaan
yang mengandung nilai-nilai atau prinsip-prinsip keislaman. Prinsip-prinsip
penting agama Islam adalah (1) percaya bahwa Sang Pencipta itu Esa atau
tunggal, tak berwujud, Maha Kuasa, Penyayang dan Pengasih; (2) kedermawanan dan
persaudaraan antar umat manusia; (3) menundukkan hawa nafsu; (4) bersyukur
kepada Sang Pemberi segala kebaikan; dan (5) pertanggungjawaban manusia atas
perbuatannya di akhirat. Ajaran Rasul dan Al Qur’an sebagai pedoman hidup
manusia seharusnya menjadi pegangan atau aturan untuk mewujudkan hidup yang
sakinah, mawaddah, dan rohmah. Pada zaman ini, telah terjadi banyak
penyimpangan kebudayaan islam. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor, tetapi
yang paling menonjol adalah pengaruh dari masuknya budaya asing yang diterima
oleh masyarakat tanpa dipilah dulu kebaikan dan keburukan yang akan berdampak
dengan diterimanya hal tersebut. Indonesia memiliki aneka ragam budaya,
kebudayaan islam masuk untuk memperbaiki kebudayaan Indonesia agar sesuai dengan
prinsip-prinsip kaum muslim. Saat ini banyak terjadi penyimpangan dalam
kebudayaan islam di Indonesia. Sebagai contoh adalah cara berpakaian muslim.
Indonesia yang menjadi salah satu negara dengan penduduk beragama islam
terbanyak di dunia seharusnya menganut ajaran islam yang baik dan benar sesuai
dengan prinsip-prinsip islam. Pada zaman ini banyak orang-orang baik pria
maupun wanita yang mengumbar aurat atau berpakaian tidak sesuai ketentuan kaum
muslim. Dikarenakan akulturasi budaya barat yang diterima masyarakat, akhirnya
mereka menyimpang dari ajaran islam. Padahal, sebagai masyarakat yang hidup di
jaman modern ini kita seharusnya bisa memilah baik maupun buruknya budaya yang
diterima dengan tidak menerima secara mentah-mentah. Contoh kasus yang lebih spesifik
misalnya yaitu wanita yang tidak menutup auratnya seperti tidak memakai hijab,
menggunakan pakaian yang ketat dan memperlihatkan lekuk tubuhnya, lalu terdapat
juga budaya yang sangat berbahaya yaitu sex bebas, memakai narkoba, meminum
minuman yang memabukkan, dan lainnya. Penyimpangan-penyimpangan ini disebabkan
salah satunya oleh lemahnya iman yang dimiliki oleh orang-orang yang menyimpang
tersebut. Kurangnya pengetahuan akan islam membuat mereka terjerumus kedalam
budaya yang menyimpang dari ajaran islam tersebut.
Di era globalisasi ini, informasi
bergerak dengan aktif dan sangat cepat sehingga sulit untuk menyaring informasi
yang menyebar ke seluruh penjuru dunia. Sebagai masyarakat yang cerdas, tentu
kita harus bisa memilah antara yang bersifat positif dan yang negatif. Untuk
mengantisipasi masuknya budaya asing yang bersifat negatif kita dapat melakukan
banyak cara antara lain : meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah yang
maha esa, menyeleksi dan menyaring nilai-nilai budaya asing, kita juga harus
memelihara dan mengembangkan budaya nasional, dan kita harus pandai dalam
memilih pergaulan karena ini sangat mempengaruhi kepribadian kita
2.2 Sejarah
Intelektual Islam
Dalam sejarah, islam terkenal
melahirkan ulama-ulama hebat. Dalam sejarah sendiri ada 3 masa yaitu masa
klasik, pertengahan, dan modern. Pada masa klasik sendiri terkenal sebagai masa
kejayaan umat islam, karena pada masa itu kemajuan islam tidak hanya dalam ilmu
agama saja, namun dalam bidang sains dan teknologi. Bahkan ada beberapa ilmuwan
islam dari berbagai bidang. Contohnya dari bidang fisika, matematika,
kedokteran dan lain-lain.
Pada masa pertengahan
terjadi perubahan keadaan yang menyebabkan perubahan dalam bidang lainnya.
Perubahan ini menyebabkan perhatian umat islam kepada ilmu-ilmu keagamaan dan
akhlak. Pada masa modern dianggap sebagai masa kemunduran umat islam, karena
kebanyakan tidak mampu bersaing dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.3 Nilai-Nilai
Islam Dalam Budaya Indonesia
Begitu luasnya nilai-nilai yang terkandung dalam
agama islam karena menyangkut berbagai aspek kehidupan sehingga membutuhkan
telaah yang luas pula. Pokok-pokok yang harus diperhatikan dalam ajaran islam
antara lain :
1. Nilai Akidah
Akidah dapat diartikan sebagai
pokok-pokok dasar keyakinan. Dengan demikian, akidah adalah urusan yang wajib
diyakini kebenaranya oleh hati, menentramkan jiwa, dan menjadi keyakinan yang
tidak bercampur dengan keraguan. Nilai akidah sudah tertanam di dalam diri
manusia sejak ia dilahirkan. Hal tersebut sudah tercantum di dalam Al Qur’an
pada surat Al A’raf ayat 172.
![]() |
2. Nilai Syari’ah
secara maknawi syariah artinya
sebuah jalan hidup yang ditentukan oleh Allah sebagai panduan dalam menjalankan
kehidupan dunia dan Akhirat. Nilai syari’ah dapat dijabarkan menjadi
nilai-nilai antara lain : kedisiplinan, sosial dan kemanusiaan, keadilan,
persatuan, dan tanggung jawab.
3. Nilai Akhlak
Akhlak atau perilaku seseorang dapat
memberikan suatu gambaran akan pemahamannya terhadap agama Islam. Pengertian
akhlak berasal dari bahasa arab yang berarti budi pekerti, tabi’at, perangai,
tingkah laku buatan. Adapun pendapat dari ulama Ibn Maskawaih dalam bukunya
Tahdzib al-ahlak yang mendifinisikan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa terlebih dahulu melalui
pemikiran dan pertimbangan. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa ahklak adalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia. Karena itu, suatu
perbuatan tidak dapat disebut akhlak kecuali telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang sehingga telah menjadi kepribadian dan dilakukan dengan mudah tanpa
pemikiran. Ini bukan berarti perbuatan itu di lakukan dalam keadaan tidak
sadar, hilang ingatan, tidur, mabuk, atau gila.
Akhlak diibaratkan suatu “buah”
pohon Islam yang berakarkan aqidah dan bercabang syari‟ah. Menurut Muhammad
Alim, Akhlak dalam ajaran Islam mencakup berbagai aspek antara lain : akhlak
terhadap Allah, akhlak terhadap manusia, dan akhlak terhadap lingkungan.
2.4 Masjid Sebagai Pusat
Peradaban Manusia
Masjid pada umumnya dikenal oleh masyarakat sebagai
tempat ibadah atau sholat. Padahal masjid bukan hanya berfungsi tempat sholat
ataupun ibadah. Pada zaman nabi masjid berfungsi sebagai pusat peradaban. Nabi Muhammad
SAW menjadikan masjid sebagai tempat untuk membicarakan masalah dan
menyelesaikan permasalahan yang bersifat duniawi, masjid juga menjadi tempat
untuk mengajarkan Al-Qur’an dan Al-Hikmah, masjid juga digunakan untuk berlatih
dan membicarakan strategi perang, hingga upaya-upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan umat. Masjid menjadi simbol persatuan umat Islam. Sekitar 700
tahun sejak Nabi mendirikan masjid pertama, fungsi masjid sebagai pusat
peribadatan dan peradaban. Sekolah-sekolah dan universitas-universitas kemudian
bermunculan, justru dari masjid. Masjid Al-Azhar di Mesir merupakan salah
contoh masjid yang mampu memberikan beasiswa kepada pelajar maupun mahasiswa.
Di Indonesia sendiri dalam cerita sejarah juga
disebutkan, ketika bergrilya dan mengobarkan perlawanan rakyat terhadap
penjajahan belanda, pangeran Diponegoro selalu membangun masjid di berbagai
pelosok tanah air sebagai landasan membangun basis-basis perlawanan terhadap
penjajah. Kalau belanda memakai sistem benteng stelsel untuk mempersempit
daerah lawan dengan cara membangun benteng disetiap sudut kota, pangeran
Diponegoro mengimbangi strategi tersebut dengan cara membangun masjid.
Dari masjid-masjid yang di bangun pangeran
Diponegoro itulah semangat rakyat terus dipompa untuk melakukan perlawanan
terhadap penjajah. Mereka yang datang ke masjid bukan hanya diajarkan tata
acara ibadah saja tetapi juga belajar pancak silat, ilmu-ilmu pemerintahan,
serta ilmu peperangan. Rakyat menjadi melek politik sehingga sadar dan mampu
untuk melawan penjajah.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kita dapat
menyimpulkan bahwa:
·
Kita harus mengetahui sejarah kebudayaan islam pada
zaman nabi Muhammad SAW agar kita bisa mempertahankan budaya yang sekarang
mulai luntur akibat perkembangan zaman dan banyaknya budaya luar yang masuk dan
menggeser budaya kita.
·
Kita perlu
menyaring dan memilah antara yang positif dan negative budaya atau informasi
yang masuk kedalam lingkungan kita sehingga kita tidak terjerumus ke dalam hal
yang menyimpang dari ajaran islam.
·
Mengembangkan
masjid sehingga kembali menjadi pusat peradaban atau kegiatan masyarakat.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, kami
sebagai penulis makalah ini berharap agar para pembaca lebih mengetahui dan
mempertahankan kebudayaan islam. Oleh karena itu, sebaiknya kita sebagai
masyarakat yang cerdas harus pandai dalam memilah budaya-budaya baru yang masuk
ke budaya kita.
DAFTAR
PUSTAKA
“seiring
perkembangan zaman upaya pelstariannya pun
mulai luntur yang dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun faktor internal” kutipan https://lidamaulida.wordpress.com/2015/11/20/cara-mempertahankan-kebudayaan-indonesia-pada-era-globalisasi-saat-ini/
“zaman
keemasan Islam”. Kemajuan tersebuttidak hanya dalam bidang
ilmu-ilmu keislaman saja, tetapi juga dalambidang ilmu-ilmu alam (sains
dan teknologi)”
kutipan Firmansyah R https://www.scribd.com/doc/153379836/Sejarah-Intelektual-Umat-Islam
“sejarah intelektual islam, masjid sebagai pusat peradaban islam,
nilai-nilai islam dalam budaya indonesia” kutipan Ihsan SPd http://simpulanilmu.blogspot.com/2016/06/konsep-kebudayaan-islam-sejarah.html
“Kebudayaan juga memiliki arti yaitu upaya yang dilakukan umat manusia
untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu, baik yang sudah ada maupun yang
belum ada agar memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.” Kutipan
Syamsudin http://shirotuna.blogspot.com/2014/10/pengertian-kebudayaan-islam.html
“Akhlak diibaratkan suatu “buah” pohon Islam yang berakarkan aqidah dan
bercabang syari‟ah.” Kutipan Fakhrizal http://www.jejakpendidikan.com/2016/12/macam-macam-nilai-agama-islam.html
“pangeran Diponegoro selalu
membangun masjid di berbagai pelosok tanah air sebagai landasan membangun
basis-basis perlawanan terhadap penjajah” http://reapisa.blogspot.com/2011/12/masjid-sebagai-pusat-peradaban.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar